DJSN dan Kementerian Dorong Literasi Jaminan Sosial Lewat Dunia Pendidikan
Menggali Kembali Potensi Pengolahan Kotoran Kerbau di Kelurahan Cisurupan
VOKALOKA.COM, Bandung - Kelurahan Cisurupan, yang dikenal dengan aktivitas budidaya hewan ternaknya, pernah memiliki program inovatif berupa pengolahan kotoran kerbau di kawasan dekat Bukit Mbah. Program ini bertujuan untuk mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik berkualitas yang diharapkan mampu meningkatkan hasil pertanian serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Pada awal pengelolaannya, proyek ini menjadi solusi penting untuk mengatasi masalah limbah yang selama ini kurang dikelola dengan baik. Dengan peralatan sederhana, kotoran kerbau yang biasanya dibuang begitu saja berhasil diubah menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Selain ramah lingkungan, pupuk organik ini juga dinilai efektif untuk meningkatkan kualitas tanah pertanian lokal.
Namun, potensi besar dari proyek ini belum sepenuhnya terealisasi. Beberapa tantangan seperti kurangnya perawatan fasilitas, minimnya pendanaan, hingga lemahnya manajemen jangka panjang membuat kelanjutan program ini terhambat. Padahal, lokasi yang berada di dekat Bukit Mbah memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan lebih jauh.
Selain menjadi pusat pengolahan limbah ternak, area ini sebenarnya memiliki peluang untuk dijadikan kawasan wisata edukasi. Dengan konsep ini, masyarakat umum dapat diajak melihat proses pengolahan limbah menjadi pupuk organik sambil belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Pupuk organik yang dihasilkan juga bisa dipasarkan langsung kepada pengunjung sebagai bentuk pengembangan ekonomi lokal.
Masyarakat Cisurupan berharap ada langkah nyata dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk menghidupkan kembali program ini. Dengan pembenahan fasilitas, pelatihan sumber daya manusia, serta dukungan dana yang memadai, pengolahan kotoran kerbau di Cisurupan berpeluang menjadi proyek percontohan dalam pengelolaan limbah berkelanjutan.
Potensi ini seharusnya tidak dibiarkan begitu saja. Dengan pengelolaan yang tepat, kawasan di sekitar Bukit Mbah dapat menjadi simbol keberhasilan masyarakat Cisurupan dalam mengoptimalkan sumber daya lokal demi lingkungan yang lebih baik dan kesejahteraan bersama.
Penulis : Salsabila Amani Sa'diyah
Risiko Tak Terduga dari Kebiasaan Tidur dengan Softlens
Mengapa Adab Lebih Tinggi Dari Ilmu?
Beberapa waktu terakhir, publik Indonesia dikejutkan oleh pernyataan kasar dan merendahkan yang dilontarkan oleh pemuka agama. Pernyataan yang seharusnya mengedepankan kasih sayang dan kedamaian justru menciptakan kegelisahan di masyarakat. Tidak sedikit yang berkomentar, "Memanusiakan manusia itu sulit, itulah mengapa adab lebih tinggi dari ilmu." Ungkapan ini mencerminkan keresahan yang semakin dalam tentang pentingnya adab dalam kehidupan beragama, yang seharusnya menjadi landasan setiap ilmu yang dimiliki, terutama oleh pemuka agama.
Dalam ajaran Islam, adab dan ilmu merupakan dua pilar yang tak terpisahkan. Rasulullah SAW dikenal sebagai teladan terbaik (uswatun hasanah), bukan hanya karena pengetahuan agama yang luas, tetapi juga karena kesempurnaan akhlaknya. Bahkan, para ulama klasik seperti Imam Malik menekankan pentingnya belajar adab sebelum ilmu. Adab adalah cerminan moral seseorang, sementara ilmu adalah penuntun untuk menjalani kehidupan yang benar. Ketika keduanya berjalan beriringan, terciptalah individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga bijaksana.
Namun, ketika ilmu tidak disertai dengan adab, maka ilmu tersebut dapat berubah menjadi senjata yang melukai. Pernyataan-pernyataan kasar yang dilontarkan oleh beberapa pemuka agama menunjukkan betapa pentingnya adab dalam menyampaikan ilmu. Kata-kata yang seharusnya memberikan pencerahan dan kedamaian justru dapat menambah perpecahan dan ketegangan di masyarakat. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah ilmu yang dimiliki oleh pemuka agama sudah disertai dengan adab yang baik?
Pernyataan "memanusiakan manusia itu sulit" mencerminkan kenyataan sosial yang kita hadapi. Banyak orang merasa bahwa nilai-nilai adab dan saling menghormati semakin terpinggirkan, bahkan oleh mereka yang seharusnya menjadi panutan. Sebagai pemuka agama, mereka memikul tanggung jawab besar dalam menjaga moral dan keimanan umat. Oleh karena itu, setiap ucapan dan tindakan mereka seharusnya mengedepankan nilai-nilai adab yang luhur.
Ucapan yang kasar dan merendahkan bukan hanya melukai perasaan individu, tetapi juga menciptakan jurang yang semakin dalam antara masyarakat dan agama. Sebagai pemuka agama, seharusnya mereka menjadi teladan yang memberikan pencerahan melalui kata-kata yang bijaksana, bukan yang menyakiti. Dalam hal ini, adab menjadi kunci utama untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap agama dan tokoh agamanya.
Masyarakat Indonesia yang hidup dalam keberagaman tentunya berharap agar agama menjadi penghubung, bukan pemecah belah. Salah satu alasan mengapa banyak orang merasa "memanusiakan manusia itu sulit" adalah karena adab semakin terabaikan. Adab bukan sekadar berbicara dengan lembut atau sopan, tetapi juga mencakup pengendalian diri dan penghormatan terhadap martabat orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa orang yang paling mulia di antara kita adalah yang paling baik akhlaknya. Oleh karena itu, pemuka agama harus mampu menjadi contoh dalam mengedepankan adab dalam setiap perkataan dan tindakan mereka.
Untuk mengatasi fenomena ini, pemuka agama perlu melakukan introspeksi diri dan kembali mengedepankan nilai-nilai adab dalam setiap ucapan dan tindakan. Sebelum menyampaikan kritik atau nasihat, pastikan bahwa pesan tersebut disampaikan dengan cara yang tidak menyakiti perasaan. Dan menjadikan setiap respon atau kritikan masyarakat yang kecewa dijadikan sebuah refleksi untuk memperbaiki diri. Selain itu, menjadi teladan melalui perilaku yang mencerminkan kasih sayang dan penghormatan terhadap sesama itu perlu dilakukan.
Adab adalah jembatan yang menghubungkan ilmu dengan hati manusia. Tanpa adab, ilmu menjadi kehilangan makna dan arah, bahkan bisa menjadi berbahaya. Pemuka agama, sebagai penjaga moral dan keimanan, memikul tanggung jawab besar untuk menjaga setiap perkataan dan tindakan mereka. Pernyataan kasar dan merendahkan hanya akan menciptakan jarak, sementara adab akan mendekatkan hati dan memulihkan kepercayaan. Dalam dunia yang semakin rapuh kepercayaannya, adab harus menjadi prioritas utama bagi siapa pun yang ingin menjadi teladan.
Memanusiakan manusia memang sulit, tetapi dengan adab, tugas tersebut menjadi lebih mungkin. Adab harus menjadi pijakan dalam setiap langkah kita, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat yang lebih besar, demi terciptanya dunia yang lebih harmonis dan penuh penghormatan.
Penulis : Rizqi Afrelina
Menjaga Kemanusiaan di Era Kecerdasan Buatan
Mengenal Cucu Sutara: Sosok Penggerak Jiwa Entrepreneur di Jawa Barat
- Mental yang kuat untuk menghadapi tantangan.
- Passion sebagai pendorong utama.
- Talenta untuk menciptakan nilai tambah.
- Jangan gengsi memulai usaha dari bawah. “Tong gengsi usaha mah,” ucapnya dengan logat Sunda yang kental.
- Perbanyak jejaring, diskusi, dan kerja sama dengan pihak yang lebih berpengalaman.
- Jangan takut gagal. “Think big, start small,” adalah moto yang selalu dipegangnya.
- “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” kutipan ini mengingatkan bahwa kesuksesan usaha juga harus memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Stop Jadi 'Sultan' Online Shop! Panduan Keuangan Anti-Mager untuk Gen Z
Memulai Kreativitas sebagai Konten Kreator di Instagram: Menuai Banyak Peluang
Kejujuran adalah kunci di dunia konten kreator. Kita bisa membangun kepercayaan audiens jika kita memiliki pengalaman yang nyata. Apalagi jika konten kreator beauty, biasanya audiens lebih menghargai konten yang jujur dan benar benar digunakan daripada ulasan yang hanya terlihat seperti iklan saja.
Penulis : Siti Nabilatul Zahro Salsabila
Menakar Reputasi Pondok Pesantren di Tengah Sorotan Isu Kekerasan
Sayangi Bumi, Mulai dari Rumah: Lurah Cisurupan Ajak Warga Pilah Sampah
VOKALOKA.COM, Bandung – Pemerintah Kelurahan Cisurupan kembali menggelar sosialisasi pentingnya pemilahan sampah rumah tangga sebagai langkah awal pengelolaan sampah yang lebih baik. Acara yang dilaksanakan di Balai Kelurahan pada Kamis (31/10/2024) ini menyoroti upaya kelurahan dalam meningkatkan kesadaran warga, terutama terkait pengolahan sampah organik menggunakan maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF).
Meskipun program serupa telah disosialisasikan sejak tahun lalu, masih banyak warga yang belum secara konsisten menerapkan pemilahan sampah. Hal ini menyebabkan tingginya volume sampah yang tidak terolah dengan baik, sehingga memperburuk masalah lingkungan di wilayah tersebut.
Dalam sosialisasi ini, pemilahan sampah kembali ditekankan menjadi tiga kategori utama: organik, anorganik, dan residu. Sampah organik seperti sisa makanan, dapat diolah menjadi kompos atau dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Sampah anorganik, seperti plastik dan kertas, dapat didaur ulang, sedangkan residu akan dibuang ke tempat pembuangan akhir secara terpisah.
Metode pengolahan sampah organik menggunakan maggot juga diperkenalkan kembali sebagai solusi inovatif dan ekonomis. Maggot mampu mengurai sampah organik dengan cepat sekaligus menghasilkan produk bernilai tambah seperti pakan ternak. Pemerintah kelurahan menyediakan pelatihan singkat mengenai cara memanfaatkan maggot, sehingga warga dapat mulai mengolah sampah organik secara mandiri.
Namun, meskipun manfaatnya sudah dijelaskan, tingkat kesadaran warga masih menjadi tantangan. Lurah Cisurupan menegaskan bahwa partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk keberhasilan program ini. "Pemilahan sampah adalah langkah kecil yang berdampak besar. Dengan komitmen bersama, masalah sampah di Cisurupan bisa diatasi," ujarnya.
Selain itu, pemerintah kelurahan juga berencana untuk meningkatkan pengawasan dan memberikan insentif bagi warga yang konsisten memilah sampah di lingkungannya. Pendekatan ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku secara bertahap, sehingga pemilahan sampah tidak lagi menjadi kewajiban yang terabaikan.
Sosialisasi ini diharapkan mampu membawa perubahan nyata dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Cisurupan. Dengan kombinasi edukasi, inovasi, dan kolaborasi, kelurahan ini berupaya menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Reporter: Salsabila Amani Sa'diyah
Pesona Situ Patenggang: Danau Cinta di Tengah Keindahan Alam Ciwidey
Di tengah hamparan kebun teh Rancabali yang hijau dan asri, Situ Patenggang berdiri sebagai salah satu ikon wisata alam Ciwidey. Danau ini tidak hanya menyuguhkan keindahan pemandangan, tetapi juga menawarkan pengalaman yang sarat akan cerita dan kedamaian. Dengan legenda romantis yang menyelimutinya, Situ Patenggang menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang ingin merasakan keindahan alam sekaligus kehangatan kisahnya.
Situ Patenggang, yang berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut, memiliki suasana yang sejuk dengan suhu berkisar 15–20 derajat Celsius. Dikelilingi oleh pegunungan dan kebun teh, danau ini menawarkan panorama yang memukau. Airnya yang jernih berpadu dengan latar perbukitan hijau menciptakan suasana yang begitu menenangkan. Kabut tipis yang sering turun menambah kesan magis pada tempat ini, terutama di pagi hari.
Salah satu daya tarik utama Situ Patenggang adalah Batu Cinta, sebuah pulau kecil yang terletak di tengah danau. Menurut legenda setempat, Batu Cinta menjadi saksi bisu pertemuan kembali antara Ki Santang dan Dewi Rengganis, dua kekasih yang dipisahkan oleh takdir. Kisah ini menghidupkan suasana romantis di Situ Patenggang, menjadikannya lokasi favorit bagi pasangan yang ingin mengabadikan momen kebersamaan.
Untuk menikmati keindahan danau ini, pengunjung dapat menyewa perahu atau sepeda air yang tersedia. Berkeliling danau dengan perahu memberikan perspektif yang berbeda, memungkinkan wisatawan melihat lebih dekat pemandangan sekitar. Selama perjalanan, Anda akan disuguhkan pemandangan air tenang yang memantulkan bayangan langit dan bukit, menciptakan harmoni alam yang luar biasa.
Reporter : Shilvia Agustiani
Jumsih di Kelurahan Sukapura, Lebih dari Sekadar Membersihkan
VOKALOKA.COM, Bandung - Program Jumat Bersih (Jumsih) yang dilaksanakan di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga. Lebih dari sekadar kegiatan membersihkan lingkungan dari sampah dan kotoran, Jumsih telah berkembang menjadi wadah bagi untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungan tempat tinggal.
Asih, salah seorang warga yang aktif mengikuti kegiatan Jumsih, mengungkapkan bahwa Jumsih itu bukan hanya soal membersihkan got atau jalan. Namun, ini adalah momen bagi seluruh warga untuk berkumpul, bergotong royong, dan menjaga lingkungan bersama-sama. Selain itu, kegiatan ini juga membuat lingkungan sekitar mereka menjadi lebih bersih dan nyaman untuk dihuni.
Agus, selaku Ketua RT 03, juga merasakan dampak positif dari program ini. "Sejak program Jumsih rutin dilaksanakan, lingkungan di RT kami menjadi jauh lebih bersih dan sehat. Warga juga lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, Jumsih juga menjadi sarana untuk mensosialisasikan berbagai program pemerintah, seperti pemilahan sampah dan pembuatan kompos," ungkapnya.
Bagi anak-anak, Jumsih adalah kesempatan untuk belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka diajak untuk ikut serta dalam kegiatan membersihkan lingkungan dan diberikan pemahaman tentang dampak buruk sampah. "Anak-anak sangat antusias mengikuti Jumsih. Mereka senang bermain sambil belajar tentang kebersihan," kata Ani, seorang guru PAUD di wilayah Sukapura.
Melalui program Jumsih, warga Sukapura Kiaracondong telah membuktikan bahwa dengan gotong royong dan kepedulian yang tinggi, lingkungan yang bersih dan sehat dapat terwujud. Ani mengungkapkan juga bahwa Jumsih tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kekompakan antar warga.
Reporter: Resvy Sahidah Umaroh